Perahu retak tak bisa melaju kencang meski masih bisa terapung,karena air banyak yg masuk ke perahu.Perahu retak membuat nakoda dan penumpangnya rajin membuang air yang masuk agar tidak tenggelam. jika perahu karam maka nakhodanya yang harus disalahkan karena memaksakan berlayar meskipun tahu perahunya retak. Itulah gambaran dunia pendidikan awal tahun 2013 ini. pelaksanaan UNAS saja kacau,tapi dipaksakan untuk tetap sah. Kurikulum 2013 belum siap tapi dipaksakan tuk dilaksanakan, padahal instrukturnya saja sampai sekarang belum diundang pelatihan.
Gara-gara UNAS rekomendasi dari itjen untuk memberhentikan Kabalitbang berbuntut juga. Akibat kasus ini bisa jadi semua program atau kegiatan yang berada di bawah kendali Kabalitbang ditunda,mulai dari akreditasi perguruan tinggi,dan nampaknya juga PLPG,pelatihan instruktur Kurikulum 2013, dan lain-lainnya. Oleh karena itu tidak aneh jika banyak kegiatan yan akan tertunda. Kegiatan UKA sebelum PLPG saja sampai sekarang belum jelas kapan dilaksanakan, padahal biasanya April sudah jalan,apalagi pelatihan instruktur kurikulum 2013 yang baru akan dijalankan. Pemaksaan program yang belum betul-betul siap untuk dilaksanakan ya sama saja dengan memaksa perahu retak menuju tengah kaut,masih untung jika bisa kembali ke daratan. kondisi yang setengah terpaksa seperti ini jadi memunculkan pikiran untuk mengganti nakhoda perahu,tapi apa ya mungkin wong nakhoda perahunya juga si “pemilik perahu”, kecuali penumpangnya yang mendorong nakhoda masuk laut.